Innā lillāhi wa innā ilayhi rāji‘ūn.
Kabar duka menyelimuti tanah air dan dunia pendidikan Indonesia. Kita Telah kehilangan salah satu putra terbaik sekaligus guru bangsa. Prof. Dr. Zakiyah Darajat, Guru Besar FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, meninggal dunia pada Selasa, 15 Januari 2013, pukul 09.05 WIB, di Rumah Sakit UIN Syahid Jakarta.
Siapakah Zakiah Darajat?
Latar Belakang Pendidikan Zakiah Daradjat
Pada usia enam tahun, Zakiah sudah mulai memasuki sekolah. Pagi belajar di Standaardshool (Sekolah Dasar) Muhammadiyah, sementara sorenya mengikuti sekolah Diniyah (sekolah dasar khusus agama). Hal ini dilakukan karena ia tidak mau hanya menguasai pengetahuan umum, ia juga ingin paling tidak mengerti masalah-masalah dan memahami ilmu-ilmu keislaman. Setelah menamatkan sekolah dasar, Zakiah melanjutkan ke Kulliyatul Muballighat di Padang Panjang.
Seperti halnya ketika duduk di sekolah dasar, sore harinya Zakiah juga mengikuti kursus di SMP. Namun, pada saat duduk di bangku SMA, hal yang sama tidak bisa lagi dilakukan oleh Zakiah. Ini karena lokasi SMA yang relatif jauh dari kampungnya, yaitu di Bukit Tinggi. Kiranya dasar-dasar yang diperoleh di Kulliyatul Mubalighat ini terus mendorongnya untuk berperan sebagai muballighah hingga sekarang.
Pada tahun 1951, setelah menamatkan SMA, Zakiah meninggalkan kampung halamannya untuk melanjutkan studinya ke Yogyakarta. Di kota pelajar itu, Zakiah masuk fakultas Tarbiyah Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN). Di samping di PTAIN Zakiah juga kuliah di fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII). Akan tetapi, Kuliahnya di UII harus berhenti di tengah jalan.
Kemudian pada tahun 1956, Zakiah bertolak ke Mesir dan langsung diterima (tanpa tes) di Fakultas Pendidikan Universitas Ein Shams, Kairo, untuk program S2. Zakiah berhasil meraih gelar MA dengan tesis tentang problema remaja di Indonesia pada tahun 1959 dengan spesialisasi Mental-Hygiene dari Universitas Ein Shams, setelah setahun sebelumnya mendapat diploma pasca sarjana dengan spesialisasi pendidikan dari universitas yang sama. Selama menempuh program S2 inilah Zakiah mulai mengenal klinik kejiwaan. Ia bahkan sudah sering berlatih praktik konsultasi psikologi di klinik universitas.
Setelah meraih MA, Zakiah tidak langsung pulang, tetapi Zakiah menempuh program S3 di universitas yang sama. Ketika menempuh program S3 kesibukan Zakiah tidak hanya belajar. Pada tahun 1964, dengan disertasi tentang perawatan jiwa anak, Zakiah berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Psikologi dengan spesialisasi kesehatan mental dari universitas Ein Shams.
Perjalanan Karir Zakiah
Pada usia enam tahun, Zakiah sudah mulai memasuki sekolah. Pagi belajar di Standaardshool (Sekolah Dasar) Muhammadiyah, sementara sorenya mengikuti sekolah Diniyah (sekolah dasar khusus agama). Hal ini dilakukan karena ia tidak mau hanya menguasai pengetahuan umum, ia juga ingin paling tidak mengerti masalah-masalah dan memahami ilmu-ilmu keislaman. Setelah menamatkan sekolah dasar, Zakiah melanjutkan ke Kulliyatul Muballighat di Padang Panjang.
Seperti halnya ketika duduk di sekolah dasar, sore harinya Zakiah juga mengikuti kursus di SMP. Namun, pada saat duduk di bangku SMA, hal yang sama tidak bisa lagi dilakukan oleh Zakiah. Ini karena lokasi SMA yang relatif jauh dari kampungnya, yaitu di Bukit Tinggi. Kiranya dasar-dasar yang diperoleh di Kulliyatul Mubalighat ini terus mendorongnya untuk berperan sebagai muballighah hingga sekarang.
Pada tahun 1951, setelah menamatkan SMA, Zakiah meninggalkan kampung halamannya untuk melanjutkan studinya ke Yogyakarta. Di kota pelajar itu, Zakiah masuk fakultas Tarbiyah Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN). Di samping di PTAIN Zakiah juga kuliah di fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII). Akan tetapi, Kuliahnya di UII harus berhenti di tengah jalan.
Kemudian pada tahun 1956, Zakiah bertolak ke Mesir dan langsung diterima (tanpa tes) di Fakultas Pendidikan Universitas Ein Shams, Kairo, untuk program S2. Zakiah berhasil meraih gelar MA dengan tesis tentang problema remaja di Indonesia pada tahun 1959 dengan spesialisasi Mental-Hygiene dari Universitas Ein Shams, setelah setahun sebelumnya mendapat diploma pasca sarjana dengan spesialisasi pendidikan dari universitas yang sama. Selama menempuh program S2 inilah Zakiah mulai mengenal klinik kejiwaan. Ia bahkan sudah sering berlatih praktik konsultasi psikologi di klinik universitas.
Setelah meraih MA, Zakiah tidak langsung pulang, tetapi Zakiah menempuh program S3 di universitas yang sama. Ketika menempuh program S3 kesibukan Zakiah tidak hanya belajar. Pada tahun 1964, dengan disertasi tentang perawatan jiwa anak, Zakiah berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Psikologi dengan spesialisasi kesehatan mental dari universitas Ein Shams.
Perjalanan Karir Zakiah
1 November 1964 Pegawai bulanan Organik, sebagai Ahli Pendidikan Agama, di Departemen Agama (Depag)
10 Agustus 1965 Pegawai Negeri Sementara Ahli Pendidikan Agama,
September 1965 Ahli Pendidikan Agama Tk. I di Depag.
28 Maret 1967 Kepala Dinas Penelitian dan Kurikulum pada Direktorat Perguruan Tinggi Agama dan Pesantren Luhur. Pangkat: Ahli Pendidikan Agama Tk. I,
25 September 1967 Pegawai Tinggi Agama pada Diperta dan Pesantren Luhur,
17 Agustus 1972 Direktur Pendidikan Agama,
28 Oktober 1977 Direktur Perguruan Tinggi Agama,
1 Oktober 1982 Diangkat sebagai Guru Besar IAIN
30 Mei 1985 Anggota Dewan Guru Besar,
30 Oktober 1984 Dekan Fakultas Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijaga,
1983-1988 Anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA), periode 1983-
25 November 1994 Anggota Dewan Riset
1992-1997 Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), periode 1992-1997.
Aktivitas dalam Lembaga/
Aktivitas dalam Lembaga/
1970 Salah seorang pendiri dan ketua “Lembaga Pendidikan Kesehatan Jiwa, Universitas Islam Jakarta”
1970-1974 Andalan Nasional Kwartir
1975 Anggota Pacific Science
1978 Okt-1979 Mei Anggota Komisi Pembaharuan Pendidikan
1981-1983 Anggota Dewan Siaran
1983 – sekarang Pendiri dan Ketua “Yayasan Pendidikan Islam Ruhama”,
1990 – sekarang Salah seorang pendiri dan ketua “Yayasan Kesehatan Mental Bina Amaliah”,
1969- sekarang Kuliah Subuh
1969 – sekarang Pembicara dalam Mimbar Agama Islam di TVRI.
0 Responses to "Kilas Pakar Kesehatan"
Posting Komentar